Eps 81 | FENOMENA PEMBANTAIAN BAYI DI NIGERIA
dunia ini dipenuhi banyak masalah. politik, agama dan kekayaan yang semestinya bisa menjadi solusi atas masalah masalah kemanusiaan, seringkali berbalik menyerang kemanusiaan sendiri. di Nigeria, banyak anak dihakimi sebagai penyihir hanya karena ia nampak sedikit berbeda. Sebagian gereja mengambil manfaat dari situ dengan membuka praktek pengusiran iblis. tetapi sebagian anak yang lain tidak cukup beruntung mereka disiksa bahkan dibunuh dengan kejam hanya karena prasangka tanpa dasar
#gereja
#nigeria
#bayi
#Anja
#pembunuhanbayi
Install Tubelator On Chrome
Video Summary & Chapters
No chapters for this video generated yet.
Video Transcript
Assalamualaikum, baraya. Selamat datang kembali di Guru Gugul Channel.
Sekarang kita punya kajian tentang kemanusiaan.
Sama buruknya dengan apa yang pernah kita bahas di episode yang ini.
Baraya, kebodohan adalah saudara kembar dari kemiskinan.
Dan saudara kembar ini benar-benar menghancurkan kemanusiaan.
Kemanusiaan yang terinjak-injak itu sekarang bisa kita lihat dengan gamblang.
Salah satu di antara sekian banyak sisi kemanusiaan yang hancur di dunia modern saat ini,
yang terekspose oleh media adalah tentang pembantayan para bayi dan anak-anak di Nigeria
karena kepercayaan dan karena agama.
Sulit kalau terkait dengan...
masalah agama itu. Tetapi inilah fakta yang terjadi. Yuk kita bahas.
Baraya mungkin pernah lihat foto ini. Foto ini dibuat tahun 2017,
mengisahkan tentang seorang bayi namanya O'Houp, umurnya 2 tahun.
Saat dia belajar mamah-mamah, papa-papa, belajar berjalan, dan seterusnya,
dia dianggap penyihir oleh keluarganya, sehingga dia diusir,
dibiarkan menggelandang di desa, di kampung, di hutan, di Nigeria.
Bayangkan, anak kecil masih belajar ngomong, masih sangat terikat dengan ibunya,
tapi harus dilepaskan dari ibunya.
Ibunya sendiri yang melepaskannya, mengusirnya, tidak boleh kembali lagi.
Dia panas kepanasan, hujan kehujanan, makan segala yang ada di pinggiran jalan, di hutan,
kadang-kadang dia harus makan bangkai demi menyelamatkan hidupnya sendiri.
anak ini menggelandang selama 8 bulan.
Untunglah ada seorang baik hati namanya Anja.
Dia adalah seorang perempuan penuh tato dari Denmark.
Dia saat melihat kondisi seperti ini,
dia langsung terbang dari Denmark ke Afrika
dan menjual seluruh harta kekayaan yang pernah dia miliki di Denmark
untuk mendirikan rumah dan panti asuhan di Afrika, di Nigeria.
Dia kemudian menyelamatkan anak kecil ini yang dia namai Hope, kemudian dia berusaha untuk mencari anak-anak yang lain.
Ternyata jumlahnya ada ribuan anak.
Jadi di Nigeria itu, ini...
pernyataan anja ya, di Nigeria itu kalau ada anak yang diidentifikasi sebagai penyihir,
maka kemungkinannya adalah dua, dia disakiti atau bahkan dibunuh.
Dibunuhnya dengan cara ditenggelamkan, dikampak, dimutilasi, dibakar hidup-hidup.
Itu anak sebelum lima tahun tanpa pandang bulu kalau terindikasi penyihir, diperlakukan seperti itu.
Lalu apa indikasi seorang anak dianggap sebagai penyihir?
UNICEF tahun 2010 menyebut bahwa anak-anak yang dimaksud itu memiliki tiga kriteria.
Satu, kalau anak itu dianggap lahirnya dengan cara yang salah.
Misal, sungsang, atau lahirnya prematur, atau kelebihan, kelamaan di dalam perut ibunya, itu juga dianggap penyihir.
Itu yang pertama. Kemudian, yang terlahir sebagai penyandang disabilitas fisik.
Maaf ya, tidak punya tangan, jarinya tidak lengkap, buta, tuli, itu bisa dianggap sebagai penyihir.
Atau dia memiliki disabilitas mental.
Biasanya kalau sudah agak dewasa, ketahuan bahwa dia ternyata autis, atau dia hiperaktif dan sebagainya, ini dianggap sebagai penyihir.
Atau ada anak albino, sama seperti di Afrika Selatan, anak albino itu bisa dimutilasi dan dimakan dagingnya,
karena itu mengandung khasiat-khasiat tertentu dan penyihir semacam apa, banyak sekali.
Atau anak itu memiliki karakter yang berbeda, misal anak ini terlalu membangkang, anak ini terlalu bijak,
anak ini terlalu cepat mengetahui sesuatu, tidak sama dengan anak-anak yang lain.
ini juga dianggap sebagai penyihir dan dampaknya bisa sangat fatal anak-anak seperti ini.
Kasus yang paling banyak terjadi itu adalah di Akwa, Ibom, dan Eksit, Eket, di wilayah di Nigeria.
Ini banyak kasus seperti ini, pertahunnya bisa sampai ribuan anak seperti itu.
